Badak Delilah Melahirkan di Suaka Rhino Sumatera Way Kambas

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Senin, 27 November 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Selamat datang. Satu anak badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) kembali lahir di Suaka Rhino Sumatera,  Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), pada Sabtu (25/11/2023). Anak badak berkelamin jantan tersebut dilahirkan Delilah, hasil perkawinan semi alami dengan badak jantan Harapan. Anak badak ini merupakan badak sumatera kedua yang lahir tahun ini di SRS Way Kambas.

Dalam keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disebutkan, upaya pengembangbiakan semi alami yang dilakukan di SRS TNWK telah menghasilkan lima anak badak, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga dari Ratu-Andalas yang belum diberi nama (30 September 2023) dan anak dari Delilah-Harapan yang juga belum mendapat nama (25 November 2023).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menyatakan kelahiran badak baru ini adalah wujud komitmen pemerintah dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatera.

Ini adalah anak pertama Delilah. Delilah yang kini berusia 7 tahun, itu tadi, hasil dari program semi alami Ratu dan Andalas di SRS TNWK pada 2016 lalu.

Badak sumatera baru lahir di SRS Way Kambas dari hasil perkawinan badak betina Delilah dan badak jantan Harapan. Foto: KLHK.

Adapun Harapan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, pada 2007. Badak Harapan mulai menempati SRS TNWK pada 2015. Harapan sekaligus menjadi badak sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan saat ini tidak ada lagi badak sumatera selain di Indonesia.

Proses kelahirannya mengejutkan. "Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yaitu sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11/2023), di hari kebuntingan ke-460, 10 hari lebih cepat dari perkiraan kelahiran. Pada pukul 08.19 WIB, Delilah ditemukan sudah bersama anaknya di hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK," ujar Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK.

Satyawan mengatakan, kondisi induk dan anak badak ini terpantau baik. Anak badak sudah dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan sudah bisa menyusu dalam posisi berdiri. Saat ini, induk dan anak badak sudah berada di dalam kandang perawatan (boma) SRS TNWK, dengan berat badan anak badak 25 kg.

SRS TNWK, tambah Satyawan, dikelola Balai Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia (Yabi), berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Tujuan utama SRS ini adalah untuk menghasilkan anak badak sumatera, demi mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang kini terancam punah.

"Anak-anak badak sumatera hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” kata Satyawan.

Direktur Eksekutif Yabi, Jansen Manansang menambahkan, badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya merupakan hasil dari proses perkawinan alami di SRS TNWK. Menurut Jansen, Yabi akan terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung sepenuhnya program dan upaya Pemerintah Republik Indonesia khususnya dalam upaya konservasi badak di Indonesia.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, badak sumatera merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Dalam IUCN Red List, status konservasi badak sumatera saat ini adalah critically endangered/CR.