Kucing Besar Kenal Suaramu - Bagaimana Kucing Rumah? 

Penulis : Kennial Laia

Spesies

Sabtu, 24 Februari 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Spesies kucing besar, mulai dari harimau hingga cheetah, memiliki karakter sangat suka menyendiri. Namun para peneliti menemukan bahwa mereka dapat membedakan suara manusia yang akrab dikenal dan tidak mereka kenal. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan hewan yang menghindari kehidupan berkelompok pun memiliki kemampuan sosial. 

Sebelumnya para peneliti telah memasikan bahwa meskipun kucing sering digambarkan sebagai hewan yang angkuh, mereka menemukan bahwa kucing peliharaan dapat membedakan suara pemiliknya dengan suara manusia lainnya.

Kini para peneliti menemukan sepupu hewan peliharaan yang eksotik, termasuk harimau, cheetah, dan puma, juga mampu membedakan suara yang berbeda – setidaknya saat hidup di penangkaran.

Prof Jennifer Vonk, dari Oakland University, di Rochester, Michigan, yang ikut menulis penelitian ini, mengatakan temuan ini dapat mencerminkan kebutuhan hewan-hewan tersebut di alam liar untuk mengidentifikasi anaknya sendiri dan mengawasi siapa saja yang mungkin ada di lingkungan mereka. Menurut Vonk, keterampilan tersebut juga dapat membantu mereka memperhatikan panggilan peringatan dari spesies lain.

Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae). Dok WWF Indonesia

“Kita tidak boleh berasumsi bahwa sosialitas hanya tentang kehidupan berkelompok dan hanya kehidupan berkelompok yang penting untuk kognisi,” kata Vonk, Senin, 19 Februari 2024. 

Riset yang diterbitkan di jurnal "PeerJ" tersebut melaporkan bagaimana para Vonk dan rekan peneliti mempelajari singa, macan dahan, macan tutul salju, serval, dan spesies kucing eksotik lainnya yang hidup di penangkaran seperti kebun binatang, suaka margasatwa, dan cagar alam.

Setelah studi percontohan awal yang melibatkan tujuh kucing dari lima spesies, tim melakukan penelitian lebih besar yang melibatkan 24 kucing dari 10 spesies, 16 di antaranya dipelihara oleh manusia dan delapan di antaranya dipelihara oleh induknya sendiri.

Setiap kucing diperlihatkan rekaman audio dari tiga manusia asing yang mengucapkan kalimat yang sama – “Selamat pagi, apa kabarmu hari ini?” – diikuti dengan rekaman kalimat yang sama dengan suara yang familiar, misalnya suara penjaga hewan. Rekaman terakhir dan kelima menampilkan suara asing lainnya yang mengulangi kalimat tersebut.

Prosesnya kemudian diulangi dengan menggunakan rekaman dari orang yang sama namun kali ini menampilkan nama kucing eksotik tersebut.

Tim merekam dan menganalisis reaksi dan perilaku kucing sebagai respons terhadap setiap pemutaran audio – seperti perubahan pandangan, gerakan kepala, gerakan mendekati atau menjauh dari suara, atau vokalisasi seperti mendesis atau menggeram.

Hasilnya menunjukkan bahwa terlepas dari jenis kelamin atau apakah kucing tersebut dipelihara dengan tangan atau dipelihara oleh induknya, mereka merespons jauh lebih cepat, lebih lama, dan dengan intensitas yang lebih besar terhadap suara manusia yang familiar dibandingkan empat suara asing tersebut.

Hasil ini tetap berlaku bahkan ketika singa – satu-satunya kucing liar yang diketahui hidup dalam kelompok sosial besar – tidak dimasukkan dalam analisis. Dimasukkannya atau dihilangkannya nama-nama kucing dalam frasa tersebut tidak menimbulkan banyak perbedaan.

“Saya terkejut karena hasilnya sangat jelas,” kata Vonk.

Tim tersebut mengatakan bahwa hasil tersebut juga menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengarkan suara individu manusia bukanlah hasil dari domestikasi tetapi hanya karena paparan rutin terhadap manusia. Vonk berpendapat bahwa hasil serupa mungkin juga ditemukan pada kucing di alam liar – asalkan mereka cukup sering mendengar suara manusia yang sama. 

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil sehingga tim tidak dapat memisahkan hasil berdasarkan spesies, sementara semua kucing ditempatkan di penangkaran, dan sebagian besar dipelihara di sana.

“Saya rasa menarik bagi masyarakat untuk berpikir bahwa bahkan kucing non-domestik pun mengingat siapa yang merawat mereka,” kata Vonk. “Hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak terlalu menyendiri dan acuh tak acuh seperti reputasi mereka selama ini.”