El Nino Melemah, Tapi Suhu Global Tetap Tinggi

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Kamis, 07 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan pola cuaca El Nino mulai melemah, namun akan terus menyebabkan suhu di atas rata-rata di seluruh dunia, Selasa, 6 Maret 2024. 

El Nino merupakan fenomena cuaca alami yang terkait dengan terganggunya pola angin yang menyebabkan suhu permukaan laut menjadi lebih hangat di Pasifik bagian timur dan tengah. Dampaknya tersebar ke seluruh dunia. 

Fenomena cuaca ini rata-rata terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dan biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan. El Nino dapat memicu fenomena cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan dan lahan, siklon tropis, dan kekeringan berkepanjangan.  

Juru bicara WMO Claire Nullis mengatakan, El Nino telah mencapai puncaknya pada Desember tahun lalu dan menjadi salah satu dari lima yang terkuat dalam sejarah.

Ilustrasi gelombang panas ekstrem. Foto: iStock

“Saat ini El Nino secara bertahap melemah, namun jelas akan terus berdampak pada iklim global dalam beberapa bulan mendatang,” katanya kepada wartawan di Jenewa, Selasa, 6 Maret 2024. 

“Kami memperkirakan suhu di atas normal dalam beberapa bulan mendatang, antara bulan Maret dan Mei, dan secara keseluruhan di sebagian besar wilayah daratan,” ujarnya. 

Dalam komentar terpisah, Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan El Nino ikut berkontribusi terhadap rekor suhu baru-baru ini.

“Setiap bulan sejak Juni 2023 telah mencatat rekor suhu bulanan baru – dan tahun 2023 sejauh ini merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat,” kata Saulo dalam sebuah pernyataan resmi. 

“El Nino berkontribusi terhadap rekor suhu ini, namun gas rumah kaca yang memerangkap panas jelas merupakan penyebab utamanya,” katanya. 

WMO menyatakan ada sekitar 60% kemungkinan El Nino akan bertahan pada bulan Maret hingga Mei dan 80% kemungkinan kondisi netral, baik El Nino maupun La Nina, pada bulan April hingga Juni.